semoga postingan ini bermanfaat dan jangan lupa untuk diteliti lagi ya
ARTIKEL TERKAIT:
Jawaban Kegiatan 1 Pembangunan Konteks dan Pemodelan Teks Eksplanasi
Tugas 1, Tugas 3
Tugas 2
Memahami Kaidah Kebahasaan dalam Teks “Siklus Hidrologi”
Bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai
bahasa, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia, seperti titik beku. Unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, seperti hidrologi.
1) Isilah kolom
berikut dengan menuliskan maknanya. Kalian bisa mencari makna dari kata-kata
tersebut dalam Kamus Besar bahasa Indonesia.
No.
|
Istilah
|
Makna
|
1.
|
Hidrologi
|
Ilmu
tentang air dibawah tanah, keterdapatannya, peredaran dan sebarannya,
persifatan kimia dan fisikanya, reaksi dengan lingkungan, termasuk
hubungannya dengan makhluk hidup.
|
2.
|
Presipitasi
|
Proses
pengendapan, baik dari lautan maupun dari udara permukaan ke permukaan bumi.
|
3.
|
Evaporasi
|
Proses
yang terjadi apabila jumlah molekul yang keluar dari permukaan lebih besar
daripada jumlah yang kembali ke permukaan air.
|
4.
|
Transpirasi
|
Pelenyapan
uap air dari permukaan daun tumbuhan melalui proses biokimia dan nonkimia
|
5.
|
Kondensasi
|
Perubahan
uap air atau benda gas menjadi benda cair pada suhu udara dibawah titik embun
|
No.
|
Istilah
|
Makna
|
6.
|
Gravitasi
|
Kekuatan
(gaya) tarik bumi.
|
7.
|
Retensi
|
|
8.
|
Temperatur
|
Panas
dinginnya badan atau hawa ; suhu
|
9.
|
Energi
|
Daya
(kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan.
|
2) Istilah
yang terdapat pada soal nomor 1 merupakan istilah bahasa Indonesia yang diserap
dari bahasa asing. Istilah tersebut diserap dengan mengubah beberapa huruf di
akhir kata. Coba temukan lagi istilah asing yang terdapat pada teks “Siklus
Hidrologi” yang diserap langsung sesuai dengan bahasa aslinya!
No
|
Istilah Asing
|
Terjemahan
|
1
|
freezing point
|
Titik beku
|
2
|
tiny droplet
|
Tetesan air kecil
|
3
|
estuary
|
Tempat bertemunya
sungai dengan laut
|
3) Pada
tugas I kalian telah memahami hubungan sebab-akibat yang ditunjukkan dengan konjungsi, kata kerja, dan kata
benda. Sekarang kalian akan belajar memahami konjungsi. Coba perhatikan paragraf kedua kalimat ketiga
“Ketika temperatur berada di bawah titik beku (freezing point) Kristal
es terbentuk.” Kata ketika dalam kalimat tersebut mengandung konjungsi
sebab-akibat. Setiap bahasa mempunyai bentuk konjungsi yang berbeda-beda. Akan
tetapi, pada umumnya berdasarkan peran dan fungsi konjungsi, setiap bahasa
mempunyai dua jenis konjungsi,
yaitu konjungsi eksternal dan konjungsi internal.
Konjungsi eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Konjungsi internal merupakan konjungsi yang menghubungkan argumen atau ide yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa.
Konjungsi eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Konjungsi internal merupakan konjungsi yang menghubungkan argumen atau ide yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa.
Konjungsi
eksternal mempunyai empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: dan, atau), perbandingan (contoh: tetapi, sementara),
waktu (contoh: setelah,sebelum, sejak, ketika), dan sebab-akibat (contoh: sehingga, karena, sebab, jika,walaupun,
meskipun).
Konjungsi internal juga dapat dibagi ke dalam empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: selain itu, di samping itu, lebih lanjut), perbandingan (contoh: akan tetapi, sebaliknya, sementara itu, di sisi lain), waktu (contoh: pertama, kedua...., kemudian, lalu, berikutnya), dan sebab-akibat (contoh: akibatnya, sebagai akibat,jadi, hasilnya).
Konjungsi internal juga dapat dibagi ke dalam empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: selain itu, di samping itu, lebih lanjut), perbandingan (contoh: akan tetapi, sebaliknya, sementara itu, di sisi lain), waktu (contoh: pertama, kedua...., kemudian, lalu, berikutnya), dan sebab-akibat (contoh: akibatnya, sebagai akibat,jadi, hasilnya).
Setelah memahami
penjelasan tentang konjungsi, tugas kalian adalah mencari
contoh lain konjungsi dalam teks. Isilah kolom ini setelah kalian menemukan
contoh konjungsi yang digunakan dalam teks “Siklus Hidrologi” tersebut. Beri
tanda silang (X) jika konjungsi eksternal yang dimaksud tidak terdapat dalam teks.
contoh lain konjungsi dalam teks. Isilah kolom ini setelah kalian menemukan
contoh konjungsi yang digunakan dalam teks “Siklus Hidrologi” tersebut. Beri
tanda silang (X) jika konjungsi eksternal yang dimaksud tidak terdapat dalam teks.
No.
|
Konjungsi
Ekternal
|
Contoh
|
1.
|
penambahan
|
•
Jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan
“siklus hidrologi”.
•
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui evaporasi, kondensasi, dan
presipitasi.
•
Butir-butir air terjadi karena tetesan air kecil (tiny droplet) yang
timbul akibat kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa
oleh gerakan udara.
|
2.
|
perbandingan
|
X
|
No.
|
Konjungsi
Ekternal
|
Contoh
|
3.
|
waktu
|
X
|
4.
|
sebab-akibat
|
• Karena perbedaan temperatur di
atmosfer, uap berubah menjadi air.
• Butir-butir air terjadi karena
tetesan air kecil (tiny droplet) yang timbul akibat kondensasi berbenturan
dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara.
• Jika temperatur udara turun sampai
di bawah 0◦ Celcius, butiran air akan berubah menjadi salju.
|
No.
|
Konjungsi
Internal
|
Contoh
|
1.
|
penambahan
|
X
|
2.
|
perbandingan
|
X
|
3.
|
waktu
|
X
|
4.
|
sebab-akibat
|
X
|
4) Mari
mengupas lebih dalam mengenai hubungan sebab-akibat. Hubungan sebab-akibat
dapat dinyatakan dengan banyak cara, baik dengan konjungsi, kata kerja, maupun kata benda. Perhatikan contoh
berikut.
Hubungan
Sebab-Akibat
|
Contoh
|
||
(a)
dengan konjungsi
|
Butir-butir
air turun ke bumi
|
karena
|
gravitasi.
|
(b)
dengan kata kerja
|
Butir-butir
air turun ke bumi.
|
disebabkan
oleh
|
gravitasi.
|
Gravitasi
|
menyebabkan
|
butir-butir
air turun ke bumi.
|
|
(c)
dengan kata benda
|
Penyebab
|
butir-butir
air turun ke bumi
|
adalah
gravitasi.
|
Tugas
kalian adalah mengubah kalimat berikut menggunakan tiga bentuk hubungan sebab-akibat: konjungsi, kata kerja, dan
kata benda.
a) “Akibat panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/
uap dalam proses evaporasi.”
a) “Akibat panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/
uap dalam proses evaporasi.”
Hubungan
Sebab-Akibat
|
Contoh
|
||
(a)
dengan konjungsi
|
Air di
permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap
|
karena
|
evaporasi.
|
(b)
dengan kata kerja
|
Air di
permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap
|
disebabkan
oleh
|
evaporasi.
|
Evaporasi
|
menyebabkan
|
air di
permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap.
|
|
(c)
dengan kata benda
|
Penyebab
|
air di
permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap
|
adalah
evaporasi.
|
b) “Akibat
panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/
uap.”
uap.”
Hubungan
Sebab-Akibat
|
Contoh
|
||
(a)
dengan konjungsi
|
Air di
permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap
|
sebagai
akibat
|
panas
matahari.
|
(b)
dengan kata kerja
|
Air di
permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap
|
disebabkan
oleh
|
panas
matahari.
|
Panas
matahari
|
menyebabkan
|
Air di
permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap.
|
|
(c)
dengan kata benda
|
Akibat
|
air di
permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap
|
adalah
panas matahari.
|
c) “Karena
perbedaan temperatur di atmosfer, uap berubah menjadi air.”
Hubungan
Sebab-Akibat
|
Contoh
|
||
(a)
dengan konjungsi
|
Uap air
berubah menjadi air
|
karena
|
perbedaan
temperatur.
|
(b)
dengan kata kerja
|
Uap air
berubah menjadi air
|
disebabkan
oleh
|
perbedaan
temperatur.
|
Perbedaan
temperatur
|
menyebabkan
|
uap air
berubah menjadi air
|
|
(c)
dengan kata benda
|
Penyebab
|
uap air
berubah menjadi air
|
adalah
perbedaan temperatur.
|
SEMOGA BERMANFAAT
0 komentar:
Post a Comment